Rapat Koordinasi Peningkatkan Keterampilan Pendamping PKH Dinsos Banggai

GerbangSulawesi.com — Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Banggai menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang bertugas di 24 kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Banggai.

Kegiatan ini berlangsung di Aula Dinas Sosial pada Rabu pagi (7/11/2024) dan dihadiri oleh, Kepala Dinas Sosial Banggai Rudy Bullah, Kepala Bidang Linjamsos , Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH Dwi Putra, dan Para pendamping PKH.

Rapat koordinasi ini difokuskan pada peningkatan keterampilan Family Development Session (FDS) atau Sesi Pengembangan Keluarga.

Melalui FDS, para pendamping diharapkan mampu memberikan edukasi yang lebih baik kepada keluarga penerima manfaat, serta mendorong mereka untuk lebih mandiri dalam mengelola kehidupan keluarga.

Korkab PKH Dwi Putra menyampaikan bahwa jumlah pendamping di tiap kecamatan berbeda, menyesuaikan dengan kebutuhan dan cakupan wilayah masing-masing.

“Setiap kecamatan memiliki jumlah pendamping yang bervariasi, ada yang hanya dua orang, sementara di kecamatan dengan jumlah penerima manfaat lebih banyak, bisa mencapai lima orang,” ujar Dwi.

Total SDM PKH di Kabupaten Banggai saat ini berjumlah 63 orang.Dengan pelatihan FDS ini, para pendamping akan dibekali dengan keterampilan yang lebih efektif dalam memberikan pendampingan.

Sesi-sesi pengembangan keluarga ini mencakup topik-topik penting seperti pengelolaan keuangan keluarga, kesehatan, pendidikan anak, dan pengembangan usaha kecil, sehingga keluarga penerima manfaat dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.

Dwi berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kinerja dan motivasi para pendamping PKH dalam memberikan dukungan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Melalui peningkatan kompetensi, kami yakin para pendamping bisa menjadi fasilitator yang lebih baik bagi penerima manfaat di Banggai,” tutupnya.

Rakor yang berlangsung ini juga diisi dengan sesi tanya jawab untuk menampung aspirasi dan kendala yang dihadapi para pendamping selama bertugas di lapangan, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan pelayanan PKH di masa mendatang.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *